3.27.2012

Pembawa Damai

Dearly beloved,

“It isn't enough to talk about peace. One must believe in it. And it isn't enough to believe in it. One must work at it”. - Eleanor Roosevelt

Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah berita di sebuah situs on-line. Berita itu menuliskan bahwa tokoh pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, ternyata tertarik juga melakukan aktifitas di dunia maya / on line, tepatnya pada layanan mikroblogging, Twitter. Dalam berita itu dituliskan, Dalai Lama mulai tertarik untuk menggunakan Twitter setelah beliau melakukan pertemuan dengan salah seorang pendiri Twitter, Evan Williams, di Los Angeles, Amerika Serikat.

Akun Twitter Dalai Lama telah digunakan untuk mengirim beberapa pesan. Memang beliau belum banyak menuliskan kata-kata bijak atau kata mutiara dalam statusnya tersebut. Beberapa pesan yang dituliskan di situ lebih banyak berisi link-link yang menuju ke situs-situs yang meliput kegiatan Dalai Lama. Namun beberapa media beranggapan melalui mikroblog ini, Dalai Lama akan melakukan “kecintaanya”, yaitu menyebarkan pesan-pesan damai kepada seluruh dunia. Sampai saat ini, follower Twitter tokoh agama ini mencapai seratus ribu orang lebih.

Menjadi seorang pembawa damai adalah sebuah komitmen pribadi. Apakah dalam kehidupan nyata, ataukah dalam dunia maya dengan menggunakan fasilitas on-line seperti Dalai Lama, keduanya dapat kita lakukan. Menjadi pembawa damai merupakan pilihan. Dibutuhkan kesabaran, rasa cinta kepada sesama, kerendahan hati, dan kesungguhan dalam upaya menjadi berkat bagi orang lain. Namun, ketika kita bersungguh-sungguh untuk menjadi seorang pembawa damai, saya pikir Tuhan akan memudahkan kita. Tuhan beserta kita!

Best Regards,
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." - Matius 5 : 9

Wallpaper Rohani : Tema "Paskah"


Delapan (8) macam wallpaper bertemakan paskah. Download di sini

Dekat Namun Jauh

“Para pemimpin haruslah cukup dekat berhubungan dengan yang lain, tetapi cukup jauh di depan untuk memotivasi mereka.” - John C. Maxwell

Sekalipun judul tulisan saya kali ini “Dekat namun Jauh” tetapi bukan berarti saya akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan cinta (maaf membuat Anda kecewa..hehe). Memang bukan hal yang berkaitan dengan kehidupan asmara, namun masih berkaitan dengan hubungan antar personal. Bukan antara sepasang kekasih, tetapi hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin. Lho? Mungkin Anda mulai bertanya-tanya. Mengapa hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin dikatakan dekat namun jauh? Mari kita bahas bersama- sama.

Yang pertama, Dekat. Para pemimpin haruslah cukup dekat dengan orang-orang yang dipimpinnya. Kedekatan ini berbicara tentang kenyamanan, kepercayaan, ketaatan, dan kesetiaan. Seorang pemimpin dapat dikatakan menjadi pemimpin yang berhasil, apabila orang-orang yang dipimpinnya dengan rasa nyaman, mempercayai, mentaati bahkan setia tanpa adanya paksaan sedikitpun. Pengaruh seorang pemimpin yang mampu mancapai pengakuan seperti ini hanya dapat diperoleh dari adanya hubungan yang dekat dan intens kepada orang-orang yang dipimpinnya.