1.23.2013

From My Heart with Love

"Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap." - 1 Korintus 13 : 8

Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari, dituliskan seperti ini : "Tidak pernah akan ada saat di mana orang tidak perlu saling mengasihi. Sekarang ini ada orang yang pandai menyampaikan berita dari Allah, tetapi nanti ia akan berhenti menyampaikan berita itu. Sekarang ada yang pandai berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib, tetapi nanti ia akan berhenti berbicara dalam bahasa-bahasa itu. Sekarang ada orang yang mengetahui banyak hal, tetapi nanti apa yang mereka ketahui itu akan dilupakan."

Perhatikan huruf yang dicetak tebal. Alkitab menegaskan bahwa tidak pernah akan ada saat di mana orang tidak perlu saling mengasihi! Tua-muda, kaya-miskin, pejabat-rakyat, semua golongan manusia selalu memerlukan kasih untuk menyentuh hidup mereka. Saya pikir kita tidak akan mau untuk tinggal dalam dunia yang tidak memiliki kasih. Oleh karena kasihlah kita masih dapat berkata bahwa dunia ini indah. Pernahkah kita melihat sepasang kakek nenek yang masih saling memberi kasih sayang di usia mereka yang sudah renta, pernahkah kita menyaksikan seorang anak yang mengulurkan tangannya memberi sesuatu bagi peminta-minta, pernahkah kita menyaksikan tanyangan yang menunjukkan perhatian seorang yang menolong orang lain yang bahkan tidak dikenalnya. Hal-hal seperti ini yang membuat kita menghela nafas dan berkata, "Dunia ini indah!"

Kasih merupakan identitas kita sebagai anak Allah. Kasih seharusnya menjadi identitas yang takterbantahkan bagi kita yang mengaku mengenal Kristus. Seorang yang lahir dan besar di Indonesia seharusnya fasih berbahasa Indonesia. Seorang yang lahir dan besar di Jepang pasti fasih berbahasa Jepang. Demikian pula kita yang lahir dalam Kristus dan bertumbuh di dalam Kristus, seharusnya sangat fasih dengan bahasa yang Kristus miliki, yaitu bahasa Kasih.

Kasih yang Tuhan ajarkan memiliki ciri "pemberian/dedikasi yang terbaik". Hal ini nyata dalam pemberian yang Kristus berikan bagi manusia, yaitu nyawa-Nya sendiri sebagai dedikasi terbaik yang mampu dilakukan-Nya. Seperti yang dilakukan oleh Maria yang mengurapi Yesus, yang tercantum dalam Yohanes 12 : 3 ("Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.") Maria memberikan yang terbaik yang mampu ia berikan untuk mengurapi Yesus.