2.23.2017

Menabung, Berinvestasi, dan Berasuransi.

Dari ketiga hal di atas, manakah yang sudah Anda miliki? Apakah cukup memilih salah satu dari ketiga hal di atas? Atau harus memiliki ketiga-tiganya? Atau bahkan tidak perlu melakukan ketiga hal tersebut?

Bagi sebagian orang ada yang berpikir, tidak perlu repot-repot mengelola keuangan mereka. Semua pemasukan dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan. Jika nanti ada keperluan darurat yang harus dipenuhi, maka langsung diambil dari uang yang ada. Jika tidak ada cukup uang lagi, "kan masih bisa pinjam orang lain", begitu pikir mereka.

Sebagian lagi memutuskan untuk menyisihkan sebagian uang mereka untuk ditabung. Sebuah pengendalian diri yang baik. Mulai memutuskan untuk menyusun daftar kebutuhan dan mengeliminasi keinginan yang berpotensi menguras kantong. Dengan demikian, masih ada sebagian uang yang dapat ditabung. Akan tetapi, permasalahannya inflasi kita lebih besar dari bunga yang ditawarkan oleh tabungan di bank. Hal ini berarti, seiring berjalannya waktu, nilai uang kita yang kita simpan di bank tidak mampu mengejar besarnya kenaikan harga-harga barang. Jadi, menabung saja tidak cukup!

Beberapa orang yang mengetahui perihal inflasi ini, memutuskan untuk mengelola keuangan mereka dengan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk menabung dan berinvestasi. Menabung di bank untuk tujuan kebutuhan dana-dana darurat, bukan untuk mengharapkan bunga bank lagi, karena bunga bank lebih kecil dari inflasi. Sementara, berinvestasi untuk tujuan impian-impian jangka panjang, seperti pendidikan anak, membeli rumah, ataupun rencana pensiun. Hal ini sudah lebih baik dibanding dengan tidak melakukan apapun, atau yang memilih menabung saja. Akan tetapi, dengan menabung dan berinvestasi saja juga tidak cukup! Selain inflasi, masih ada satu faktor lagi, yang berpotensi mengancam kondiri finansial kita, yaitu RESIKO KEHIDUPAN.

Resiko hidup adalah sesuatu hal yang tidak kita inginkan terjadi di dalam hidup kita, namun ketika hal itu terjadi kita tidak berkuasa untuk menolaknya. Misalnya, sakit dan harus mengalami rawat inap, kondisi sakit kritis yang berpotensi menguras tabungan dan investasi kita, kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap sehingga harus berhenti bekerja, dll. Untuk menghadapi resiko kehidupan tidak cukup hanya dengan asuransi dan investasi, perlu satu instrumen tambahan lagi yang disebut asuransi. Dengan memiliki asuransi, ketika resiko kehidupan terjadi, tabungan dan investasi kita akan tetap terjaga, karena instrumen asuransi yang bekerja.

Sehingga, dapat kita simpulkan, dari ketiga hal di atas, tabungan, investasi, dan asuransi, memiliki fungsinya masing-masing. Tabungan sebagai persiapan dana darurat jika hal-hal mendesak terjadi. Investasi sebagai penakluk inflasi, persiapan untuk mewujudkan impian-impian jangka panjang. Asuransi sebagai penopang ketika resiko kehidupan terjadi. Mana yang lebih penting? Jawaban terbaik adalah ketiganya penting. Pribadi yang bijak dalam mengelola keuangan akan berjuang untuk memiliki ketiga-tiganya, sehingga mampu mempersiapkan hari depan yang lebih baik bagi keluarga yang dicintainya.
Semoga bermanfaat!

Sukses selalu,
Daniel Raharjo, S. Kom.
Unit Manager
Magnificent Agency
PT Prudential Life Assurance

Phone 085643744757
 WA 081246518081

*Gunakan tombol share/bagi*
*Budayakan share tulisan dengan etika*
*Jika ingin copy/paste wajib menuliskan nama penulis*
*Pencurian karya intelektual adalah tindakan melawan hukum*

2.21.2017

“Kalau besar ingin jadi apa, Nak?”

Pertanyaan di atas sering kita dengar dari orangtua yg bertanya pada anaknya, atau bahkan sering kita ajukan kepada anak kita sendiri. Kalau sudah besar, cita-citanya ingin jadi apa, nak? Anak-anakpun dengan spontan akan menjawab, “Dokter!”, “Pilot!”, “Arsitek!”, “Tentara!”, dst. Pemandangan yg sering kita lihat, anak-anak akan memberikan jawabannya dengan cepat, spontan, antusias, dan yakin.
Nah, sekarang, satu pertanyaan diajukan untuk para orangtua yang bertanya tentang cita-cita anak-anaknya tadi. “Jika, anak-anak kita sangat bersemangat tentang impiannya, apakah kita sudah mempersiapkan dana yang dibutuhkan untuk mereka menjalani pendidikan demi meraih cita-citanya?” Mari kita renungkan sejenak, apakah dana pendidikan yg jumlahnya tidak sedikit itu, sudah mulai kita persiapkan sedari sedini mungkin? Salah satu yang memiliki manfaat sangat bagus dalam mempersiapkan dana pendidikan anak adalah melalui instrumen asuransi dana pendidikan.
Mengapa kita harus mulai menyisihkan dana untuk mempersiapkan asuransi dana pendidikan?

1. Karena kita ingin memberi yang terbaik bagi anak-anak kita, dengan menyediakan pendidikan yang terbaik untuk mereka. Sehingga, anak-anak kita berkesempatan memperoleh kualitas kehidupan yang terbaik di masa depan.

2. Karena adanya inflasi dana pendidikan. Jika hari-hari ini biaya yang dibutuhkan untuk sekolah kedokteran anggap saja mencapai 400-500 juta, maka 10 tahun yang akan datang, sangat mungkin biaya pendidikan kedokteran mencapai angka 1 milyar rupiah! Angka yang fantastis!

3. Karena lebih ringan memulai menabung sedini mungkin, sehingga kita memiliki jangka waktu yang lebih panjang sebelum anak kita mencapai usia kuliah. Akan lebih ringan menabung dari anak usia 5 tahun, karena masih memiliki waktu kurang lebih 12 tahun sebelum mencapai usia kuliah. Dibandingkan dengan baru mulai menabung ketika anak menginjak usia 13 tahun, hanya tersisa waktu 4 tahun sebelum mereka kuliah.

4. Karena adanya resiko yang setiap hari ada mengancam para penafkah keluarga. Resiko-resiko seperti sakit, sakit kritis, cacat tetap, bahkan resiko meningga dunia. Dengan asuransi dana pendidikan, maka apabila terjadi resiko-resiko tadi, dana pendidikan yang sdh direncanakan tetap diberikan kepada keluarga, tanpa keluarga harus melanjutkan pembayaran premi asuransinya.

Beberapa hal di atas semoga mampu membuka pemikiran kita untuk mulai mempersiapkan dana pendidikan putra-putri kita sedini mungkin. Sehingga anak-anak kita mendapatkan yang terbaik untuk pendidikan dan kehidupan mereka kelak!

Salam Literasi Asuransi!
Best regards,
Daniel Raharjo, S.Kom.
Unit Manager
Prudential Life Assurance

*Gunakan tombol share/bagi*
*Budayakan share tulisan dengan etika*
*Jika ingin copy/paste wajib menuliskan nama penulis*
*Pencurian karya intelektual adalah tindakan melawan hukum*

Masih Muda, Mikir Pensiun?

Hasil riset dari LIMRA (Life Insurance and Marketing Research Association) menunjukkan hasil yg mencengangkan! Dikatakan bahwa, hanya 5% dari 100 org, artinya hanya 5 org yg sewaktu disurvey masih berusia 25 tahun, setelah 40 thn kemudian, ketika berusia 65 thn (riset diadakan selama 40 thn!) dinyatakan memiliki keadaan yg baik utk pensiun.

Apa yg terjadi pada 95 orang lainnya. Berikut adalah statistik hasil surveynya :
49 org hidup di panti jompo.
29 org sdh meninggal dunia.
12 org punya bisnis, tapi bangkrut.
5 org masih hrs bekerja keras.

Dari hasil survey ini, ada dua kemungkinan yg bisa terjadi pada org-org yg gagal menjalani pensiun yg diharapkan. Kemungkinan pertama, org-org ini TIDAK memiliki perencanaan keuangan di usia muda. Mereka beranggapan bahwa hidup ini mengalir seperti air, tanpa menyadari inflasi yg terus meningkat berbanding terbalik dgn kekuatan bekerja yg semakin menurun. Kemungkinan yg kedua, mereka PUNYA perencanaan keuangan, tetapi GAGAL mengakomodasi kebutuhan yg sebenarnya diperlukan.

Oleh karena itu, perencanaan keungan itu PENTING! Bahkan selagi muda, sangat perlu untuk mempersiapkan keuangan kita dengan baik! Dengan harapan, sewaktu memasuki usia pensiun kita dapat memasuki fase keuangan mandiri, siap secara finansial.

OJK sendiri menyarankan utk setiap warga negara memiliki Dana Pensiun. Baik DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) yaitu yg dipersiapkan perusahaan tempat kita bekerja. Ataupun DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yg diupayakan secara mendiri oleh kita melalui jasa keuangan yg tersedia di masyarakat. Salah satunya, yg memiliki manfaat sangat baik dlm mempersiapkan Dana Pensiun adalah jasa keuangan Asuransi Dana Pensiun.

Kenapa Asuransi Dana Pensiun?

1. Karena setiap orang PASTI ingin memiliki masa pensiun yg berkualitas! Tidak lagi bekerja keras utk hidup, tetapi tinggal menikmati hasil kerja keras sewaktu produktif dan hasil dari perencanaan keuangan.

2. Karena tidak semua perusahaan tempat kita bekerja mempersiapkan dana pensiun dengan baik. Terutama para profesional dan wiraswasta, sebagai profesional dan pengusaha, tidak ada perusahaan yg menjamin dana pensiunnya. Oleh karena itu para pengusaha/wiraswasta harus mempersiapkan dana pensiunnya secara mandiri.

3. Karena inflasi yg semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jika, kita tidak mengantisipasi dari sekarang, maka kita akan terkaget-kaget melihat nilai uang kita di masa depan yg semakin kecil dimakan oleh inflasi.

4. Karena adanya resiko yang setiap hari ada mengancam para penafkah keluarga. Resiko-resiko seperti sakit, sakit kritis, cacat tetap, bahkan resiko meningga dunia. Dengan asuransi dana pensiun, maka apabila terjadi resiko-resiko tadi, dana pensiun yang sdh direncanakan tetap diberikan kepada keluarga, tanpa keluarga harus melanjutkan pembayaran premi asuransinya.

Beberapa hal di atas semoga mampu membuka pemikiran kita untuk mulai mempersiapkan dana pensiun kita sedini mungkin. Masih muda namun sudah memikirkan mengenai dana pensiun adalah cara berpikir orang yg cerdas finansial. Mari kita mulai merencanakan keuangan kita dengan baik, untuk masa depan yg berkualitas, memiliki pensiun yg mandiri dan sejahtera!

Salam Literasi Asuransi!
Best regards,
Daniel Raharjo, S.Kom.
Unit Manager
Prudential Life Assurance

*Gunakan tombol share/bagi*
*Budayakan share tulisan dengan etika*
*Jika ingin copy/paste wajib menuliskan nama penulis*
*Pencurian karya intelektual adalah tindakan melawan hukum*

Siklus Hidup dan Resiko Hidup

Setiap manusia memiliki siklus hidup yang sama. Kelahiran, pembelajaran, pekerjaan, keluarga, perjuangan untuk menjadi mapan, pensiun, lalu meninggal dunia. Dari urutan fase di atas, dapat diringkas menjadi 3 tahapan yang pasti terjadi dalam kehidupan, yaitu kelahiran, perubahan, dan kematian. Setiap orang pasti dilahirkan ke dalam dunia ini, mengalami perubahan, dan diakhiri dengan kematian. 

Pada fase perubahan inilah, kehidupan yang sebenarnya. Bertumbuh dari bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Perubahan bisa berbicara tentang pertumbuhan, perpindahan, perjuangan, dan pencapaian. Namun, selain itu, juga berbicara tentang pengalaman pahit, kegagalan, kecelakaan, sakit, bahkan hingga hal-hal yang berujung pada kematian. Perubahan semacam inilah yang disebut dengan RESIKO KEHIDUPAN.

Kehidupan itu ibarat sebuah perjalanan. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Setiap kita memiliki harapan-harapan yang baik untuk waktu-waktu yang akan datang. Namun, jika kita tidak bijak dalam mempersiapkan perjalanan kita, resiko kehidupan bisa menghancurkan mimpi-mimpi kita. Impian memiliki rumah, rencana memberi pendidikan yang terbaik untuk anak-anak, cita-cita untuk memiliki pensiun yang sejahtera, semuanya bisa hancur berantakan jika kita tidak siap dalam menghadapi si penantang yang bernama "resiko kehidupan".

Saat ini pilihan di tangan kita. Apakah kita akan mengambil pilihan untuk maju menghadapi resiko hidup dengan tangan kosong, tanpa persiapan, tanpa strategi dan perencanaan. Atau kita akan menghadapinya dengan persiapan yang matang, strategi yang jelas, dan dengan perlengkapan yang sesuai untuk setiap kemungkinan resiko yang terjadi?

Untuk hidup yang maksimal, saya sarankan untuk melanjutkan perjalanan hidup dengan penuh persiapan dan perencanaan. Ibarat kapal yang menyiapkan sekoci penyelamatan, demikian hidup kita perlu menyiapkan rencana penyelamatan.

Semoga bermanfaat!

Untuk konsultasi mengenai program perlindungan kesehatan, perencanaan pendidikan, perlindungan pendapatan, perencanaan pensiun, hingga dana warisan, silahkan menghubungi kami. Kami siap membantu mempersiapkan yang terbaik bagi Anda dan keluarga. 

Sukses selalu,
Daniel Raharjo, S. Kom.
Unit Manager
Magnificent Agency
PT Prudential Life Assurance

Phone 085643744757
WA 081246518081

*Gunakan tombol share/bagi*
*Budayakan share tulisan dengan etika*
*Jika ingin copy/paste wajib menuliskan nama penulis*
*Pencurian karya intelektual adalah tindakan melawan hukum*

2.18.2017

Membawa Bahagia

Ayat emas : Filipi 2:4 (TB) 
"dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga."

Sambil membaca tulisan ini, cobalah mengingat orang-orang yang ada di sekeliling kita. Orang tua, saudara, tetangga, guru, atasan, teman-teman, dll. Ternyata cukup banyak orang-orang yang ada di sekitar dan berinteraksi setiap hari dengan kita.

Pertanyaan bagi kita? Apakah keberadaan kita di tengah-tengah mereka selama ini sudah mampu "menjadi berkat" dan "membawa berkat"? Salah satu cara sederhana dlm membawa berkat Tuhan adalah dengan memperhatikan kepentingan orang lain di sekitar kita. Mendahului dalam memberi hormat, suka memberi daripada menerima, membantu mereka yang dalam penderitaan, dst.

Kebiasaan hidup memperhatikan kepentingan orang lain, menganggap orang lain lebih utama, akan membuat orang lain melihat ada kebaikan dan ketulusan di dalam kita. Kebaikan dan ketulusan yang terpancar dari pribadi Yesus yang ada di dalam hidup kita.

Kata motivasi : "Dengan menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain, kita sendiripun berbahagia!"

Penulis : Daniel Raharjo

2.17.2017

Kotbah : The Fear of The Lord (Takut akan Tuhan)

Tetaplah Setia

Ayat emas : Galatia 3:3 (TB)  Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?

Dalam sebuah perlombaan lari, bagaimana cara atlet memulai larinya adalah hal yang penting, yang harus diperhatikan dengan baik. Begitu aba-aba untuk lari diteriakkan, seluruh pikiran dan tenaga harus seirama untuk mendapatkan momentum yang tepat sehingga memiliki start yang baik. Namun, apa artinya memiliki start yang sempurna, jika tidak berjuang dengan baik sampai garis finish. Apa artinya memulai dengan sangat baik, jika diakhiri dengan buruk!

Sama halnya dalam hidup kita mengikut Tuhan. Ketika kita memutuskan untuk percaya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat adalah sebuah awal yang sangat baik. Lalu kita bertumbuh dari kanak-kanak sampai menjadi dewasa dalam rohani, ikut terlibat dalam melayani Tuhan. Semua itu adalah hal yang sangat baik. Namun, akan menjadi tidak berarti jika awal yang indah tersebut tidak dijaga dengan kesetiaan hingga sampai akhirnya.

Memulai sesuatu dengan baik adalah keputusan yang tepat. Akan tetapi, berjuang sampai akhir dan menutup perlombaan dengan kemenangan, adalah pilihan yang terbaik! Awal yang baik, haruslah diakhiri dengan akhir yang sempurna!

Kata motivasi : Jangan sia-siakan keselamatanmu! Tetaplah berpegang pada Yesus, setialah sampai akhir, dan ukirlah kemenangan dalam perlombaan imanmu!

Penulis : Daniel Raharjo

Percaya dan Mengaku

Ayat emas : Roma 10:10 (TB)  Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Pada ayat yang baru saja kita baca, dituliskan mengenai 2 hal utama mengenai iman percaya kita kepada Tuhan Yesus, yaitu hati dan mulut.
Hati dan mulut berbicara mengenai integritas hidup, bahwa apa yang ada di dalam hati seharusnya selaras dengan apa yang kita ucapkan. Jangan sampai seperti kata-kata, "lain di bibir, lain di hati", yang memiliki makna kepalsuan/kebohongan.

Tentang keselamatan pun demikian. Hati adalah tentang percaya bahwa Kristuslah Tuhan, sehingga kita dibenarkan oleh Tuhan. Mulut atau ucapan adalah tentang keberanian untuk mengakui bahwa Yesus Kristus Juru Selamat, sehingga kita beroleh keselamatan.

Oleh karena itu, jika hati kita percaya kepada Tuhan, maka biarlah kita dengan gagah berani mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita. Jangan malu, jangan gentar, jangan merasa kecil hati sebagai pengikut Kristus. Justru, kita harus bangga memiliki Kristus dalam hidup kita.

Saya ingat perkataan Polycarpus, salah seorang murid langsung dari Yohanes, yang juga seorang martir. Ketika Polycarpus diminta untuk menyangkal Kristus, dia dengan gagah berani menjawab, "Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia; Ia tidak pernah berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin aku mengkhianati Rajaku yang telah menyelamatkan aku?"

Kata motivasi : "Yesus dengan gagah berani membuktikan cinta-Nya kepada kita dengan mati di kayu salib. Sudah semestinya kita dengan gagah berani dan bangga mengakui bahwa Yesuslah Tuhan dan Juru Selamat kita!"

Penulis : Daniel Raharjo

Kotbah : Pure in Heart (Hati yang Murni)

Apakah yang Kau Cari?

Ayat emas : Yohanes 1:38 (TB) 
Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 

Kalau kita memperhatikan Injil Yohanes pasal pertama, maka kita akan menemukan bahwa kalimat "Apakah yg kamu cari?" adalah kalimat yg pertama kali diucapkan Yesus dalam keseluruhan Injil Yohanes. 

Sama seperti Yohanes menganggap bahwa kalimat ini sangat penting, dengan menuliskan kalimat tersebut sebagai kata-kata Yesus yang pertama kali diucapkan-Nya di dalam Injil yang ditulis Yohanes ini, maka pertanyaan tersebut juga yang harus kita renungkan dalam hidup kita. 

Apakah yg kita cari dalam hidup? Dan jawaban yang paling tepat adalah, "Saya mencari Yesus!"

Kata motivasi :
"Bukan kekayaan, kepandaian, ataupun ketenaran, tetapi Yesuslah jawaban dlm hidup!"

Penulis : Daniel Raharjo