5.16.2013

Father Unconditional Love



Ketika menyaksikan cuplikan video ini, kita akan teringat betapa kasih yang Bapa Sorgawi berikan kepada kita adalah kasih yang luar biasa, mengasihi tanpa syarat, bahkan Roma 5 : 8 mengatakan "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."

Bapa Sorgawi mengasihi kita bukan atas apa yang kita lakukan, tetapi karena Bapa memang mengasihi kita apa adanya. Tuhan menerima kita bukan karena apa yang kita perbuat, tetapi atas apa yang Kristus telah perbuat, yaitu mati bagi kita.

Pilihan untuk hidup dalam standar kebenaran bukan berarti supaya Allah mengasihi kita, tetapi justru sebagai bentuk respon atas kasih Bapa yang tanpa syarat. Ketika kita memutuskan untuk hidup dalam naungan kasih karunia Tuhan, maka keputusan inilah yang akan merubah seluruh hidup kita. Bukan saja mengasihi kita tanpa syarat, tetapi Bapa bahkan merencanakan suatu rancangan kehidupan yang baik untuk kita anak-anak-Nya.

Perhatikan Efesus 2 : 8 - 10
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."

1. Oleh Kasih Karunia kita diselamatkan. Praise GOD! 
2. Kita melakukan perbuatan baik, bukan untuk mendapat perkenannan (favor) Tuhan, tetapi karena kita adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus, maka kita dapat melakukan perbuatan baik. Haleluya!
3. Tuhan menginginkan kita hidup dalam rancangan-Nya yang baik itu. What a Great Heavenly Father!

Oleh karena itu, datanglah kepada Bapa untuk mendapatkan Unconditional Love dari-Nya. Bapa menerima kita apa adanya. Perbuatan baik kita tidak akan menambah sedikitpun atau mengurangi apapun dari kasih Bapa yang memang telah diperuntukkan bagi kita. Justru kita berbuat baik, karena kita adalah anak-anakNya yang telah direncanakan Tuhan untuk hidup dalam kebaikan rancangan-Nya.

Father loves us so much, and He call us "My Children"!
God bless!

Daniel Raharjo
#isihatibapa

5.11.2013

Pentingnya Mengucap Syukur

Kita akan belajar dari peristiwa Tuhan Yesus menyembuhkan 10 orang yang sakit kusta yang tertulis dalam Lukas 17 : 12 - 19. Dalam kejadian ini, Tuhan didatangi oleh 10 orang yang sama-sama sakit kusta, bayangkan 10 orang sekaligus! Hal ini sebenarnya sesuatu yang wajar untuk waktu itu. Saat itu seorang yang tervonis sakit kusta dilarang bergaul dengan orang yang tahir. Orang yang sakit kusta tinggal di tempat-tempat yang sepi (gua, kuburan, hutan, dll). Oleh karena itu, orang-orang kusta hanya dapat bergaul dengan sesama penderita kusta. Sehingga dalam kisah ini sampai terkumpul 10 orang sama-sama menderita kusta,  yang bersama-sama memanggil Tuhan Yesus. Sepuluh orang ini berdiri agak jauh dari Tuhan Yesus serta berteriak supaya Yesus mau menyembuhkan mereka. 

Tidak seperti kisah Tuhan menyembuhkan seorang yang sakit kusta, dimana Tuhan mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang kusta ini (baca Lukas 5 : 13), dan seketika sembuhlah kustanya. Dalam kisah Tuhan menyembuhkan 10 orang kusta, Tuhan justru menyuruh mereka menemui imam. Saya pribadi meyakini bahwa kesepuluh orang ini memiliki keyakinan bahwa mereka dapat sembuh, sehingga Alkitab mencatat dalam Lukas 17 : 14, "...Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir." Sepuluh orang ini, seluruhnya menjadi tahir! Praise the Lord! Kuasa Tuhan yang luar biasa dahsyat! Bahkan sebelum mereka sempat memperlihatkan diri di hadapan imam-imam! 

Tetapi apa yang terjadi, dari sepuluh orang yang telah sembuh, hanya ada satu orang! Ya, hanya satu orang yang kembali kepada Yesus untuk tersungkur di hadapan-Nya, dan MENGUCAP SYUKUR atas kesembuhan yang terjadi terhadap dirinya. Bahkan Alkitab mencatat, orang ini adalah orang asing/orang Samaria! 

Perhatikan! Betapa Tuhan ingin mengajar kepada kita pentingnya mengucap syukur kepada Tuhan. Bahkan Tuhan memberi teladan ini melalui seorang Samaria! Betapa malunya kita, yang seringkali lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas setiap pertolongan yang Tuhan berikan pada kita. Tuhan sangat menghargai pribadi yang tahu dan mau mengucap syukur! Seperti Tuhan menghargai orang Samaria yang baru saja mengalami mujizat kesembuhan total atas hidupnya.

Saya mencatat, setidaknya ada tiga alasan untuk kita mengucap syukur :

Pertama, ketika kita mengalami pertolongan Tuhan. Sewaktu hidup kita dalam pergumulan, beban permasalahan, kita datang kepada Tuhan. Memohon pertolongan-Nya, mengharap uluran tangan-Nya. Tetapi setelah pertolongan datang, seberapa sering kita lupa untuk menaikkan ucapan syukur kita kepada Tuhan. Tuhan layak dan pantas untuk menerima pujian dan ungkapan syukur kita. Semua hanya oleh karena Anugerah-Nya, oleh karena itu, naikkan syukur kita pada Tuhan.

Kedua, ketika kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Eiiits, tunggu dulu! Untuk poin yang pertama mungkin akan banyak yang setuju. Tetapi poin yang kedua ini, mengucap syukur karena membutuhkan pertolongan Tuhan? Jika pertolongan belum datang, lalu apa yang disyukuri? Inilah kekuatan keajaibannya. Bayangkan jika kita selalu didatangi oleh teman kita yang selalu merengek menagih hal sama setiap hari tentang sesuatu janji yang belum kita tepati. Untuk hari-hari awal mungkin kita akan menanggapi secara wajar. Tetapi apabila hal ini terus berulang-ulang, kita ditagih dan diingatkan terus tentang janji kita, mungkin kita sendiri akan menjadi jengkel. Berbeda jika kawan kita datang kepada kita bukan untuk menagih janji, tetapi untuk berterima kasih/mengucap syukur kepada kita atas janji yang BELUM kita genapi. Setiap hari kawan kita melakukan hal yang sama, bukan menagih, tetapi untuk berterima kasih, sekalipun kita belum melakukannya. Jikalau kita selalu ditagih, respon yang muncul adalah rasa jengkel, tetapi jika kita selalu diberi ucapan terima kasih terhadap suatu janji yang belum kita tepati, rasa yang muncul bukanlah rasa jengkel, tetapi rasa sungkan, untuk segera menepati janji kita. Inilah rahasia doa yang mengucap syukur kepada Tuhan!

Ketiga, kita mengucap syukur setiap hari setiap saat. Bukan sekedar karena kita masih dapat bangun dan bernafas menikmati indahnya dunia, tetapi mengucap syukur atas KARYA PENEBUSAN yang telah Kristus lakukan. Penebusan Ilahi yang telah membayar dosa-dosa kita, yang memampukan kita menghampiri tahta kasih karunia Allah dan menantikan janji keselamatan kekal yang Tuhan berikan. Kita pantas mengucap syukur untuk hal ini, setiap hari-setiap saat-setiap waktu!

Tuhan Yesus sangat menghargai ucapan syukur yang diberikan secara tulus oleh orang Samaria yang disembuhkan Tuhan dari kustanya. Maka Tuhan pun juga menantikan ucapan syukur dari kita, anak-anakNya, yang sangat dikasihi-Nya. Hampiri Tuhan, dan katakan "Thanks Lord, Praise God, You are so good to me!"

Tuhan Yesus memberkati!
Daniel Raharjo